Konstruksi Citra Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Dalam Pilkada Dki Jakarta 2017 Putaran I Melalui Pemberitaan Di Kompas.Com Dan Republika.Co.Id Pada Periode September 2016 - Februari 2017

Yoseph Wahyu Kurniawan

Abstract


DKI Jakarta is the most prominent and interesting area especially during the Jakarta Regional Election in 2017. The election of Governor and Vice Governor of DKI Jakarta, it seems to be the main attraction. In addition to the Capital City factors, the candidates who compete for the number one seat in Jakarta also become a magnet of its own, not only for the citizens of Jakarta but also for all Indonesian citizens. One of all the candidates who become a phenomenon in Jakarta Regional Election 2017, namely Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). The incumbent candidate is known as a regional leader who is full of controversy, both in terms of his personality and his performance during his term as the Governor of DKI Jakarta. Although Ahok has been plagued by various problems and other negative issues during the Jakarta Regional Election 2017, but Ahok actually succeeded in getting the most votes in the first round of elections. By using descriptive qualitative research method, constructivism paradigm, theory and concept of agenda setting II, sociology media and framing analysis from Robert Entman, writer concludes that kompas.com and republika.co.id have different ideologies and media agenda in proclaiming Ahok figure, therefore that matter can affect the construction of image from Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) itself in The Jakarta Regional Election 2017.

DKI Jakarta merupakan daerah yang paling menonjol dan menarik perhatian khususnya selama masa Pilkada serentak tahun 2017. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, memang seolah menjadi daya tarik tersendiri. Selain karena faktor Ibu Kota, para kandidat yang bersaing untuk memperebutkan kursi nomor satu di DKI Jakarta tersebut juga turut menjadi magnet tersendiri, tidak hanya bagi warga Jakarta melainkan juga bagi seluruh warga Indonesia. Salah satu calon yang menjadi fenomena di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 kali ini yaitu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Calon Gubernur petahana atau incumbent ini dikenal sebagai sosok pemimpin daerah yang penuh dengan kontroversi, baik dari segi pribadinya maupun kinerjanya selama menjadi Gubernur DKI Jakarta. Meskipun Ahok banyak dilanda berbagai persoalan serta isu negatif lainnya selama masa Pilkada DKI Jakarta 2017, namun Ahok justru berhasil memperoleh suara terbanyak pada putaran pertama. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, paradigma konstruktivisme, teori dan konsep agenda setting II, sosiologi media dan analisis framing milik Robert Entman penulis dapat menyimpulkan bahwa kompas.com dan republika.co.id memiliki ideologi serta agenda media yang berbeda di dalam memberitakan sosok Ahok, sehingga hal itu tentu saja dapat mempengaruhi konstruksi citra dari sosok Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) itu sendiri di Pilkada DKI Jakarta 2017.


Keywords


Agenda setting II, sociology media, framing analysis, political image construction, online media, basuki tjahaja purnama (ahok)

References


Alexa. (2017). Top Sites in Indonesia. Diperoleh dari www.alexa.com: http://www.alexa.com/topsites/%20countries/ID

Arifin, A. (2011). Komunikasi Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Cahya, K. D. (2017). Ini Hasil Rekapitulasi Suara Tingkat Provinsi Pilkada DKI Jakarta 2017. Diperoleh dari www.kompas.com: http://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/26/16422491/ini.hasil.rekapitulasi. suara.tingkat.provinsi.pilkada.dki.jakarta.2017

Creswell, J. W. (2013). Research Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Eriyanto. (2002). Analisis Framing. Yogyakarta: LKIS.

Fatmawati, E. (2015). Pengembangan Sistem Teknologi Perpustakaan Berbasis Web 3.0. Jurnal FEB UNDIP, 53-65.

Kaid, L. L. (2015). Handbook Penelitian Komunikasi Politik. Bandung: Penerbit Nusa Media.

Komisi Pemilihan Umum. (2017). Data Pemilih Tetap Putaran 1 Pilkada Serentak Tahun 2017. Diperoleh dari www.pilkada2017.kpu.go.id: https://pilkada2017.kpu.go.id/pemilih/dpt/1/nasional

Kompas Data. (2017). Perbandingan Hasil Hitung Cepat Sejumlah Lembaga Survei dengan Penghitungan KPU DKI Jakarta. Diperoleh dari @KompasData: https://twitter.com/KompasData/status/832806244180111361

Nawawi, H., & Martini, M. (1994). Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Pembayun, J. G. (2015). Konglomerasi Media dan Dampaknya Pada Pilpres 2014. Jurnal Interaksi, 109-116.

Santoso, B. (2013). Proses Gatekeeping di Ruang Redaksi "Dinamika Bogor" (Studi Kasus Proses Produksi Berita Pada TV Megaswara Bogor). UG Jurnal Vol. 7 No. 09 Tahun 2013, 31-33.

Sibarani, J. (2016). Menganalisis Hasil Survei Pilkada DKI Jakarta 2017. Diperoleh dari www.kompasiana.com: http://www.kompasiana.com/djosua/menganalisis- hasil-survei-pilkada-dki-jakarta-2017_583ffbbd349373d20675be8b

Sobur, A. (2015). Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tamburaka, A. (2013). Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Rajawali Pers.

Thompson, D. (2009). Pemikiran-Pemikiran Politik. Jakarta: PT. Aksara Persada Indonesia.

Wasesa, S. A. (2011). Political Branding & Public Relations. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Widiastuti, T. (2013). Analisis Sosiologi Media Pada Konstruksi Berita Bernuansa Pornografi. Journal Communication Spectrum, 133-150.

Wuryanta, E. W. (2006). Priming-Framing-Agenda Setting. Diperoleh dari www.blogspot.com: http://ekawenats.blogspot.co.id/2006/12/priming- framing-agenda-setting.html




DOI: https://doi.org/10.36914/jikb.v4i1.176

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis

Publisher: Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita Copyright