ANALISIS WACANA KRITIS FILM DOKUMENTER “SEXY KILLERS” KARYA SUTRADARA DANDHY DWI LAKSONO

Sumartono Mulyo Diharjo, Riyoli Sepnafahendry

Abstract


Dewasa ini, film telah dijadikan media kritik sosial agar terjadinya perubahan sosial karena film merupakan media audio visual yang sangat digemari masyarakat. Salah satunya yaitu film dokumenter Sexy Killers membahas secara dalam mengenai pembangunan pembangkit listrik serta penambangan batu bara, dan oknum-oknum oligarki yang terlibat dalam pembangunan dan pertambangan tersebut. Masalah ini mengundang banyak kritik dari masyarakat serta perlahan mengubah perspektif masyarakat, salah satunya dalam bidang politik karena dokumenter singkat ini dirilis beberapa hari menjelang pemilihan umum serentak di Indonesia pada 17 April 2019. Analisis wacana kritis tertarik pada bagaimana cara bahasa dan wacana digunakan untuk mencapai tujuan sosial, termasuk membangun perubahan sosial. Hasil penelitian menunjukkan Elemen teks wacana, pada tingkat representasi, pemakai bahasa menggunakan pilihan kata yang bermetafora negatif utuk menunjukkan keadaan masyarakat terdampak. Penempatan setiap anak kalimat, masyarakat menjadi objek yang termarjinalkan oleh pihak yang memiliki kekuasaan. Pada tingkat relasi, pemerintah sebagai kekuatan dominan yang menguasai media memegang kuasa mengendalikan masyarakat dengan memanipulasi wacana yang tersebar melalui media kepada publik bahwa pembangunan PLTU adalah untuk kemaslahatan bersama. Berlawanan dari wartawan yang memunculkan kaum minoritas menjadi suatu yang utopis yaitu menciptakan masyarakat ideal sesuai prinsip-prinsip egaliter kesetaraan dalam bidang ekonomi, pemerintahan, dan keadilan. Pada tingkat identitas; sutradara sangat jelas menunjukkan dirinya sebagai pro masyarakat, penutur mengindentifikasi dirinya sebagai pihak yang memperjuangkan hak-hak kemanusiaan untuk kaum minoritas yang termarjinalkan oleh kekuasaan. Elemen praktik produksi wacana, sutradara memproduksi Film Sexy Killers karena prinsip sutradara daripada memiliki uang untuk digunakan sekolah S2 atau S3, entah di Indonesia atau di luar negeri, lebih baik uang itu digunakan untuk memahami dan belajar dari “orang” Indonesia lebih dekat dengan cara bertemu langsung dan hasilnya bisa dishare atau bagikan ke orang lain.

Keywords


Analisis Wacana Kritis, Film Dokumenter, Teori Wacana Norman Fairclough



DOI: https://doi.org/10.36914/jikb.v6i2.564

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis

Publisher: Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita Copyright