Penyuluhan Karir di Era Industri: Menjadi Praktisi atau Akademisi (Studi Kasus di SMK Muhammadiyah Bangunjiwo)

Abstract

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penyuluhan karir terhadap pilihan profesi siswa di SMK Muhammadiyah Bangunjiwo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Masalah utama yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman siswa tentang pilihan karir yang sesuai dengan minat, bakat, dan potensi mereka apakah mereka ingin menjadi seorang praktisi atau akademi. PKM ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak penyuluhan karir terhadap pemahaman siswa tentang pilihan profesi. Metode penyuluhan yang digunakan meliputi penyuluhan terstruktur melalui presentasi dan diskusi, sesi tanya jawab, dan penggunaan media digital. Hasil kuisioner awal menunjukkan mayoritas siswa belum memutuskan karir. Setelah penyuluhan, terjadi perubahan signifikan: 13 siswa memilih menjadi praktisi di bidang teknologi informasi, 6 siswa cenderung ingin menjadi praktisi, 5 siswa cenderung memilih karir sebagai akademisi, 4 siswa pasti ingin menjadi akademisi, dan hanya 2 siswa yang masih belum memutuskan. Penyuluhan ini terbukti memperluas wawasan dan meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menentukan masa depan karir mereka. PKM ini menunjukkan bahwa penyuluhan karir yang efektif sangat penting dalam membantu siswa SMK menentukan pilihan karir yang sesuai.

ABSTRACT

This Community Service Program (PKM) aims to evaluate the impact of career counseling on the career choices of students at SMK Muhammadiyah Bangunjiwo, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta. The main issue faced is the students' lack of understanding regarding career choices that align with their interests, talents, and potentials, whether they want to become practitioners or academicians. The PKM aims to assess the impact of career counseling on students' understanding of career options. The counseling methods used include structured counseling through presentations and discussions, Q&A sessions, and the use of digital media. Initial questionnaire results showed that the majority of students had not decided on a career. After the counseling sessions, there was a significant change: 13 students chose to become practitioners in the field of information technology, 6 students tended to want to become practitioners, 5 students tended to choose a career as academicians, 4 students were certain they wanted to become academicians, and only 2 students remained undecided. This counseling proved to expand the students' horizons and increase their confidence in determining their future careers. This PKM demonstrates that effective career counseling is crucial in helping SMK students determine suitable career choices.